Komitmen Hijau PT Kievit Indonesia: Dari Tradisi Menanam Pohon hingga Target Proper Hijau
- account_circle Anggraini
- calendar_month Kam, 3 Jul 2025
- comment 0 komentar

SALATIGA | EksposJateng.com – PT Kievit Indonesia di Salatiga menegaskan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan melalui filosofi tebang satu pohon, tanam tiga. Prinsip ini tidak hanya menjadi bagian dari operasional perusahaan, namun telah menjadi budaya yang dijaga dan diwariskan oleh pimpinan terdahulu.
Direktur Utama PT Kievit Indonesia, H. Aryono Bambang Ardhyo, menyampaikan bahwa kebijakan tersebut merupakan kelanjutan dari tradisi yang telah berjalan sejak lama. “Itu ternyata dari teman-teman saya yang lama. Dia yang membuat sebuah titah, pokoknya tebang satu ganti tiga. Nah, itu tradisi itu saya sambung,” ujarnya saat ditemui wartawan.
Ia menyebut bahwa pendekatan ini logis dari sisi konservasi. “Karena kalau misalnya satu ditebang, kita tanam tiga, katakanlah gagal dua, itu masih ada satu,” jelasnya. “Oh iya, mungkin ganti tiga karena kita tinggalnya di Kota Salatiga. Jadi gantinya tiga,” tambahnya.
Aryo mencontohkan pelaksanaan prinsip tersebut ketika harus menebang tiga pohon untuk proyek pembangunan toilet karyawan. Sesuai aturan internal, ia menanam sembilan pohon sebagai pengganti. “Ini menunjukkan bahwa pelestarian bukan sekadar kewajiban, tetapi bagian dari kesadaran,” katanya.
Fokus dari Internal: Efisiensi dan Kesejahteraan
Aryo menekankan pentingnya memulai keberlanjutan dari dalam perusahaan. “Ya, kita harus mulai dari rumah kita sendiri. Setidaknya apa yang kita lakukan di sini tidak mencemari alam sekitarnya,” tegasnya.
Salah satu langkah konkret adalah optimalisasi proses produksi dan pengelolaan limbah. PT Kievit memiliki fasilitas wastewater treatment yang mampu menghasilkan air olahan dengan kualitas setara air minum. Air tersebut bahkan digunakan petani sekitar untuk mengairi lahan saat musim kemarau.
Selain lingkungan, perhatian terhadap karyawan juga menjadi prioritas. Perusahaan mencatatkan pencapaian 1.000 hari tanpa kecelakaan kerja. Detail-detail seperti kenyamanan kerja menjadi perhatian, termasuk dalam aspek ergonomi.
“Ergonomi di kantor ini lho, pegang mouse itu ternyata kalau kita kelamaan, nanti tiba-tiba kayak kesemutan nggak jelas,” tuturnya. Ia bahkan merenovasi kantor tim pengelola limbah agar setara dengan kantor utama. “Tak bangun yang bagus, ya sepadan dengan kantor orang yang berkantor di depan. Jadi nggak ada bedanya,” katanya.
Menurutnya, kenyamanan kerja juga berdampak pada produktivitas. “Soale nek kursine goyak-gayek itu nggak bisa mikir,” ucapnya.
Perhatian pada Lingkungan Sekitar
Aryo juga menunjukkan perhatian terhadap tumbuhan di area pabrik. Ia percaya bahwa tanaman adalah makhluk hidup yang merespons perlakuan manusia. “Kalau diajak ngobrol, kita lewatin, ini kan tempat ajang… Iya, makhluk,” ucapnya.
Ia mencontohkan pohon nangka yang sebelumnya tidak berbuah, kini tumbuh subur setelah dirawat dengan serius. “Dulu ya gumun, biyen waktu aku datang pertama kali kok yo tandus ngono loh,” kenangnya.
Aktivitas Sosial dan Rehabilitasi Alam
Komitmen PT Kievit tidak berhenti di dalam area pabrik. Melalui serikat pekerja Kievit Word Council (KWC), mereka terlibat aktif dalam kegiatan sosial dan lingkungan. Salah satu program terdekat adalah rehabilitasi kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu, khususnya di jalur Suwanting yang sempat terbakar.
“Karena itunya (sumber makanan – red) hilang, tanamannya, ini kera-kera sering mengganggu masyarakat, sering turun,” terang Aryo.
Mereka juga berencana melakukan restocking ikan wader di kawasan Rawa Pening untuk menjaga keseimbangan ekosistem yang kini terganggu oleh dominasi ikan nila.
Dari sisi ekonomi, perusahaan turut memberdayakan warga sekitar. Koperasi perusahaan menjadi tempat warga, terutama ibu-ibu, menjual berbagai makanan ringan hingga nasi bungkus.
Menuju Industri Hijau
Dengan rekam jejak tersebut, PT Kievit Indonesia menargetkan penghargaan “Proper Hijau” dari pemerintah. Aryo menyebut hal ini sebagai bentuk validasi atas upaya perusahaan dalam menjaga lingkungan.
Untuk meraih pengakuan tersebut, perusahaan telah melakukan berbagai inovasi, salah satunya adalah konversi mesin pre-heater dari berbasis energi fosil ke listrik ramah lingkungan melalui kerja sama dengan PLN. Proyek ini disebut Aryo sebagai langkah besar dalam dekarbonisasi.
Menutup pernyataannya, Aryo menegaskan bahwa seluruh inisiatif perusahaan tidak bersifat eksklusif. “Kenapa kita tidak menutup diri? Karena cara-cara kita mengkonservasi alam di sini itu patut diketahui orang lain sebagai contoh. Mereka juga bisa belajar dari sini,” pungkasnya.
- Penulis: Anggraini

Saat ini belum ada komentar