Pita Hitam di Tengah Haornas: Suara Penolakan dari Salatiga
- account_circle M Indra
- calendar_month Sel, 9 Sep 2025
- comment 0 komentar

SALATIGA | EksposJateng.com – Senin pagi di halaman Pemkot Salatiga biasanya hanya diwarnai barisan rapi upacara. Namun, Haornas tahun ini menghadirkan pemandangan berbeda. Ratusan insan olahraga berdiri tegak dengan pita hitam melingkar di lengan. Sebuah simbol diam-diam yang menyimpan pesan lantang: penolakan terhadap Permenpora Nomor 14 Tahun 2024.
Di antara teriknya matahari, spanduk bertuliskan “Selamatkan Olahraga Prestasi” berkibar. Ketua KONI Kota Salatiga, Agus Purwanto, maju bersama pengurus harian. Dengan wajah serius, ia menyerahkan aspirasi kepada Wali Kota dr Robby Hernawan SpOG dan Ketua DPRD Dance Ishak Palit.
“KONI Salatiga menolak Permenpora Nomor 14 Tahun 2024 karena membatasi kemandirian organisasi olahraga, menyimpang dari Piagam Olimpiade, dan bertentangan dengan Undang-Undang Keolahragaan,” ujar Agus, suaranya tegas namun sarat kegelisahan.
Wali Kota Robby menerima dokumen itu dengan tenang. Ia memberi apresiasi pada cara penyampaian aspirasi yang tetap tertib. “Kami akan teruskan aspirasi ini, dan Pemkot akan berupaya sebaik mungkin untuk mendukung prestasi olahraga,” katanya.
Di sisi lain, Dance Ishak Palit, Ketua DPRD sekaligus sosok yang lama berkecimpung di dunia olahraga, mengangguk penuh pengertian. “Saya sepakat dengan keresahan ini. Dunia olahraga memang tak boleh kehilangan dukungan,” ucapnya.
Bagi KONI Salatiga, penolakan ini bukan sekadar aksi spontan. Sebelumnya, lewat Rakerkotsus, mereka telah mengumandangkan keberatan yang sama. Kekhawatiran terbesar: Permenpora baru bisa memutus aliran dukungan dana, dan pada akhirnya mematikan pembinaan atlet-atlet muda di daerah.
Dan di halaman pemkot pagi itu, pita hitam seolah menjadi bahasa solidaritas. Sebuah pengingat bahwa di balik medali dan prestasi, ada perjuangan panjang yang butuh ruang untuk tetap hidup.
- Penulis: M Indra
- Editor: Agus Subekti

Saat ini belum ada komentar