Penyuluh Lintas Agama Gelar Aksi Peduli Lingkungan di Tengaran, Gotong Royong di Tempat Ibadah Jadi Simbol Toleransi dan Ekoteologi
- account_circle Galang
- calendar_month 14 jam yang lalu
- comment 0 komentar

Ungaran | EksposJateng.com – Suasana tenang di Vihara Rahulavada Regunung, Kecamatan Tengaran, Selasa pagi (28/10/2025), mendadak riuh oleh aktivitas para penyuluh agama. Sejak pukul 08.30 WIB, puluhan penyuluh dari berbagai keyakinan tampak bahu-membahu membersihkan area vihara, menanam pohon, dan menata taman.
Aksi itu merupakan bagian dari Gerakan PELITA 1 (Peduli Lingkungan Tempat Ibadah) yang digagas Pengurus Daerah Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (PD IPARI) Kabupaten Semarang.
Dipimpin Ketua PD IPARI, Ahmad Fanani, kegiatan ini melibatkan sekitar 95 penyuluh agama lintas iman. Selain di vihara, kegiatan serupa juga dilakukan serentak di Masjid Bustanul Jannah Ngaduman Regunung, Gereja Katolik St. Paulus Tengaran (Komplek TNI AD), dan Gereja Kristen GIA Banaran Butuh Tengaran.
Tidak hanya membersihkan tempat ibadah, para peserta juga menanam bibit pohon buah dan bunga, sebagai simbol tanggung jawab moral terhadap alam.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Semarang, H. Ta’yinul Biri Bagus Nugroho, menyebut gerakan tersebut sebagai langkah nyata penerapan nilai Asta Protas Kementerian Agama, terutama dalam aspek ekoteologi.
“Gerakan Pelita ini merupakan wujud nyata Asta Protas Kementerian Agama, terutama dalam aspek ekoteologi. Ini tahap pertama, dan akan berlanjut di berbagai tempat ibadah lain di Kabupaten Semarang,” ujarnya kepada wartawan.
Ta’yinul menambahkan, Gerakan Pelita menjadi momentum penting memperkuat sinergi penyuluh lintas agama.
“Sebelumnya, masing-masing penyuluh berjalan sendiri, Islam, Kristen, Katolik. Sekarang disatukan dalam IPARI. Harapannya, semangat ini menular ke masyarakat luas,” katanya.
Sementara itu, Camat Tengaran, Sri Sulistyorini, memandang kegiatan tersebut sebagai potret nyata toleransi dan harmoni sosial di wilayahnya.
“Toleransi di Tengaran sangat terjaga. Warga dari berbagai agama saling hadir dalam kegiatan sosial maupun keagamaan. Gerakan Pelita ini memperkuat semangat kebersamaan itu,” ujarnya.
Sri berharap gerakan tersebut tidak berhenti di satu momentum.
“Kami berharap gerakan ini terus berlanjut, tidak hanya oleh jajaran Kemenag, tapi juga masyarakat. Kepedulian lintas agama terhadap tempat ibadah adalah bentuk nyata menjaga persaudaraan dan keharmonisan,” katanya.
- Penulis: Galang

Saat ini belum ada komentar